UNS singkatan dari …..

Bagi sebagian besar mahasiswa ataupun alumni UNS, tentunya pernah mengalami hal menggelikan sekaligus miris ketika orang-orang dari daerah lain misal Jakarta, Bandung, dan daerah-daerah Sumatera  tidak mengenal kepanjangan UNS. Mereka seringkali mengatakan “eh kamu dari Universitas Negeri Surakarta kan ?” atau “kamu dari Universitas Surakarta?” atau ada pula “ooh kamu dari UNS, Universitas Negeri Solo”. Sesuatu yang hingga saat ini tulisan dibuat, masih saja ada orang yang berkata seperti itu. Rasanya lucu mendengarnya, sekaligus sedih.. kok mereka gak kenal UNS itu apa ya…? 🙁

Image1178

Secara tidak sengaja, beberapa waktu lalu saya terfokus pada tulisan di Bis Kampus (wuiih ini keren atau malah nambah polusi kampus yang asri ini ya ???? ). Coba perhatikan tulisan di belakang salah satu bis (Kampus punya 2 bis untuk keliling ngangkut mahasiswa lho). secara jelas disitu tertulis UNS SOLO. Mengapa tidak ditulis sesuai kepanjangan dari UNS ? Saya yakin ini bukan ketidaksengajaan, tapi justru kesengajaan yang menunjukkan bahwa orang-orang dalam kampus saja tidak lagi familiar dengan nama UNS = Universitas Sebelas Maret, tapi malah familiar dengan UNS Solo. Kalau dalam kampus saja lebih familiar dan senang dengan UNS Solo, lalu jangan salah kalau orang luar juga tidak kenal kepanjangan UNS yang sebenarnya.  Saya punya satu bukti lagi bahwa orang dalam kampus, birokrat dan staffnya lebih suka menggunakan UNS Solo. perhatikan gambar Banner Slogan Budaya Kerja UNS di bawah ini.

Image1172

Ini adalah Banner Budaya Kerja UNS yang baru “Active”. Banner ini dipasang di depan gedung2 se UNS sebagai upaya sosialisasi budaya kerja yang baru. Dalam satu gedung terkadang ada lebih dari satu buah. Namun yang saya soroti adalah pada tulisan UNS Solo itu. Mengapa tidak menuliskan Universitas Sebelas Maret ? Apakah hanya alasan desain yang bagus kalau pakai UNS Solo ?.

Saya coba flashback ke tahun 1998,1999 hingga awal tahun 2000. Saat itu, kalau tidak salah ingat,  organisasi-organisasi kemahasiswaan getol menyuarakan usulan perubahan nama Universitas Sebelas Maret menjadi Universitas Negeri Surakarta/Solo. Sayangnya, usulan tersebut menjadi angin lalu bagi para pimpinan universitas dan senat. Saya tidak tahu mengapa, hanya mereka-mereka yang tahu jawabannya, dan saya pun tidak ingin berandai-andai. Namun lihatlah sekarang, kini mereka para birokrat dan staff kampus menjadi lebih senang menggunakan UNS Solo, yaitu nama yang dulunya mereka tidak setuju untuk diubah. Kalau saya tidak tahu alasannya mengapa, lagi-lagi hanya mereka yang tahu.

Terlepas dari semua itu, saya melihat bahwa keberanian untuk keluar dari “kotak” lama di kampus ini sangat lemah. Mungkin hal ini juga terjadi pada diri saya, karena mau tidak mau, lingkungan adalah salah satu pembentuk karakter pribadi. Saya hanya berharap civitas akademika baik mahasiswa, dosen dan staff lainnya mau bersama-sama menerima kritik dan saran dalam membangun kampus yang lebih baik.